Sabtu, 09 Oktober 2010

satpam ajaib

Jam 11.00 pancoran Jakarta empat hari yang lalu. Mondar-mandir di depan pintu gerbang sebuah kantor besar dan terkenal, entah kenapa ko rasanya berat kaki melangkah memasuki pintu gerbangnya, terlalu banyak keraguan dan ketakutan merasuki pikiran dan membebani langkah kaki. Tapi kalau tidak dituntaskan hari ini ya kapan lagi, besok harus pulang ke Bandung, jangan sampai di Bandung nanti timbul penyesalan sudah jauh-jauh ke Jakarta tapi tidak dituntaskan.
Akhirnya dipaksakan juga melajukan motor masuk ke pintu gerbang kantor. Pelan-pelan motor dijalan kan sambil tengok kanan kiri cari tempat parkiran. Dan berhientilah di depan pintu gerbang kedua yang setengah tertutup. Beberapa langkah di balik pintu sedang duduk satpam memperhatikan. Belum sempat mengajukan pertanyaan ke satpam tersebut, dengan wajah sedikit sombong dan malas dia berkata “itu pintu..” , bengonglah dibuatnya, waduh.... jadi tambah grogi, masuk kesini saja sudah cukup gugup eh.. harus ketemu mahluk ini lagi, maksudnya dia ngomong apa sih? Sekali lagi satpam itu melontarkan kata-kata yang sama “itu pintu..”, ko jadi kaya di kelas taman kanak-kanak sih? itu pintu... itu pintu...itu pintu... shittttt.... Melihat lawan bicaranya kelihatan tambah keder (mungkin dia sengajain) mulai tercelotehlah kata-kata yang lain, “wah kayanya baru kesini ni” katanya dengan suara aga pelan tapi nadanya aga mengejek, “jangan parkir di depan pintu” tambahnya lagi. Busyet ni satpam, sapa pula yang mao parkir di depan pintu masuk, jelas-jelas motor belom dimatikan, standar belum diturunkan, hellem masih dipake, dasar pelawak (yang ini ngomongnya dalam hati) , “ya pak, saya juga bingung sedang nyari tempat parkiran”, kata saya dengan berusaha bicara agak sopan, “dibelang sana” kata dia sambil menunjukan arah di pojokan belakang kantor. Pelan-pelan motor dijalankan memasuki pintu gerbang dan saat di depan dia bernenti sebentar dan bertanya “ kalau tempat bagian penerimaan proposal di mana ya pak”? , entah kenapa setelah bilang mau mengantar proposal ekspriei dia jadi sedikit berubah (sedikit) nada bicaranya juga jadi tidak terlalu cuek. Lalu diapun menjawab dengan cara selayaknya seorang satpam (yang tadi sama sekali tidak layak ) “oo mau mengantarkan proposal”, kata nya ,”kalau mau nganterin proposal parkir saja di sebelah sana” katanya sambil menunjukan tempat yang sama. Setelah motor diparkirkan berjalanlah ke arah satpam itu dan bertanya “kalau ruang tempat penerimaan proposal di sebelah mana ya pak?” kataku agak sopan “di situ yang ruangan pintunya dari kaca” katanya “ dorong saja pintu kacanya” tambah dia lagi.
Tipikal satpam tradisional Jakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar